
Tubuh, jiwa, dan pikiran adalah satu kesatuan, ketiganya saling memengaruhi. Spiritual junk food yang kita telan yang berasal dari media sosial, berita televisi, surat kabar dan situs berita online (belum lagi hoax) berpotensi meracuni jiwa dan pikiran kita.
Berapa kali dalam sehari Anda membaca berita hoax yang memicu kemarahan, ketakutan, permusuhan dan dendam? Jangan lupa, teman-teman kita pun kadang-kadang tanpa sadar memberi kita ‘racun’—dengan menyebar gosip tak sedap yang membuat kita marah, atau justru ia meluapkan kemarahannya.
“Siapa, sih, yang mau jiwa dan pikirannya kotor? Jiwa dan pikiran yang kotor ini akan membangkitkan energi-energi negatif,” kata dra. Dewi Dewo, Psikolog, CHt dari National Guild of Hyphnotist, ketika saya tanya mengapa kita perlu bersih-bersih diri.
Kata Dewi, kalau kita mau menjadi orang yang baik, kita harus mendetoks, karena pikiran dan emosi-emosi negatif itu membangkitkan energi negatif. Energi negatif itu bisa mengimbas orang lain. Kalau kita ingin tahu apakah kita sudah saatnya mendetoks pikiran dan jiwa kita, lihatlah reaksi orang terhadap diri kita.
“Kalau menurut orang lain kita sekarang menjadi pemarah, misalnya. Atau kita merasa tidak happy, didominasi emosi negatif, semua salah—tidak ada yang menyenangkan. Atau menurut dokter penyakit kita adalah psikosomatis, itulah saatnya kita mendetoks pikiran dan jiwa kita,” ujar Dewi.
Apakah setiap orang perlu membersihkan diri? Menurut Dewi, yang perlu detoks adalah orang yang banyak negatifnya. Orang yang banyak negatifnya mengalami psikosomatis.
Dalam menjalani praktik sebagai healer, Dewi kerap mendapati penyakit fisik pada kliennya namun tidak dapat lagi diobati secara medis. Pasien ‘kiriman’ dokter ini harus dibantu menaikkan energi positifnya, atau membersihkan diri dari racun-racun pikiran dan jiwanya.
Banyak sekali penyakit yang bersumber pada emosi. “Banyak orang menyimpan kemarahan atau kesedihan, tapi tidak tahu. Munculnya ada yang batuk sudah enam bulan tidak sembuh, ada yang gatal-gatal, ada yang sakit mag.
Tetapi bagi orang yang sadar, dia akan datang minta dibantu untuk menaikkan energi positifnya,” kisah Dewi.
“Mengutip ucapan orang bijak, apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai. Kalau kamu menabur yang negatif, maka kamu akan menuai yang negatif,” kata Dewi.
Agar kita tidak teracuni dan tidak menjadi racun bagi orang lain, mari kita bersihkan diri kita. Bekali diri kita dengan ‘vitamin’, yaitu meningkatkan energi positif kita. Kalau kita punya cadangan energi positif yang cukup banyak, kita tidak akan mudah terimbas, atau sebaliknya, mengimbas kepada orang lain.