
6. Sambut dengan baik
Jatuh cinta dan berpacaran adalah bagian dari perjalanan hidup seseorang, termasuk remaja Anda. Sambutlah ketika masa itu datang. Tak usah berpikir terlalu jauh dulu, misalnya dengan membayangkan pacar anak Anda sebagai calon menantu Anda kelak. Cukup pastikan bahwa sang pacar tidak memberi pengaruh yang buruk pada anak Anda.
Kalau anak Anda bermaksud melakukan kencan berdua dengan kekasihnya, Anda bisa memberi nasihat secukupnya dan mengawasi dari jauh tanpa sebentar-sebentar menelepon. Tekankan juga bahwa berpacaran bukan berarti mereka jadi lupa belajar dan sekolah.
7. Curhat dengan teman-teman
Tak ada salahnya membicarakan kecemasan Anda kepada para sahabat, terutama mereka yang telah lebih dulu mengalaminya. Curhat pada suami juga perlu, tapi kalau dua-duanya sama-sama cemas, malah akan membuat Anda makin cemas. Curhat dengan sesama teman wanita biasanya bisa membuat perasaan Anda lebih ringan, meskipun tak selalu ada solusi ideal.
8. Hadapi isu-isu seksual dengan bijaksana
Meski masalah seksual itu alamiah, umunya remaja belum punya cukup kedewasaan untuk memilah mana yang boleh dilakukan dan mana yang belum saatnya dilakukan. Jangan menganggap remaja Anda tak tahu apa-apa tentang seks, seperti berciuman, petting, berhubungan seks, dan sebagainya.
Orang tua di Barat mungkin tak keberatan membekali anak mereka yang akan berkencan dengan kondom. Tapi orang tua di Timur mungkin belum sejauh itu. Cukup memberikan batasan-batasan tertentu, misalnya hanya boleh berkencan di tempat ramai dan terbuka, dan memberikan batasan pukul berapa sudah harus tiba kembali di rumah.
9. Beri kepercayaan pada anak
Meskipun mereka masih remaja, Anda harus belajar memberi kepercayaan kepada mereka. Ketika anak mulai berpacaran dan berkencan, inilah saat Anda mulai memperlakukan mereka sebagai orang dewasa. Memberi wejangan agama tentu boleh saja, tapi jangan berlebihan, karena anak akan menerimanya sebagai bentuk pelarangan dari Anda. Tak ada salahnya Anda cukup blak-blakan bicara tentang risiko bila hamil di usia dini dan masih sekolah (ini berlaku bagi remaja perempuan maupun laki-laki), atau bahaya terkena penyakit seksual menular, termasuk HIV-AIDS. Bukan saja musibah itu bisa menghancurkan masa depan mereka sendiri, tapi juga membuat sedih orang-orang yang mereka cintai.
10. Ajarkan anak untuk menghargai diri sendiri
Masa berpacaran termasuk masa pembentukan diri, sehingga anak remaja Anda yang mengalaminya memiliki rasa percaya diri dan rasa menghargai diri sendiri yang baik pula. Sayangnya, tak semua orang mengalami masa pacaran yang baik, apalagi bila ini merupakan pengalaman pertama berpacaran. Bisa jadi anak Anda mendapat pacar yang suka mendominasi, suka melakukan kekerasan, atau kerap memaksa untuk melakukan hubungan seksual.
Bila ini yang terjadi, bisa jadi anak Anda justru tumbuh jmenadi pribadi yang kehilangan rasa percaya diri dan rasa menghargai diri sendiri. Karena itu, ajarkan remaja Anda (perempuan maupun laki-laki) untuk menghargai diri sendiri dan bisa menolak hal-hal yang tidak mereka inginkan, meskipun untuk itu mereka harus kehilangan kekasih yang mereka cintai.