
Dr. Cohen menemukan bahwa 81,6% anjing dalam foto itu setidaknya menunjukkan satu tanda tak nyaman, stres, atau cemas. Hanya 7,6% yang menunjukkan bahwa anjing-anjing itu terlihat senang dipeluk. Selebihnya, 10,8%, anjing-anjing itu menunjukkan wajah netral atau sulit ditafsirkan.
Hasil penelitian Dr. Cohen didukung penuh oleh para ahli anjing dari The Kennel Club dan Battersea Dogs & Cat Homes di British Columbia di Kanada. Mereka menyarankan bahwa sebaiknya manusia tidak memperlakukan hewan peliharaan mereka seperti anak (manusia) kecil, karena kebanyakan hewan peliharaan mereka (termasuk anjing, kucing, kelinci, dan sebagainya) sebenarnya tidak suka digendong-gendong dan dipeluk-peluk—kecuali kalau sesekali mereka sendiri yang minta dipeluk!
“Anjing sering dianggap sebagai bagian dari keluarga. Di satu sisi, hal itu tidak salah. Tapi di sisi lain, anjing bukanlah manusia yang umumnya merasa nyaman dan senang bila dipeluk oleh orang yang menyayanginya,” kata Caroline Kisko dari The Kennel Club. Karena itu ia menyarankan agar manusia lebih memberikan pelukan mereka terhadap makhluk dua kaki di keluarga mereka, yaitu pasangan atau anak-anak mereka.
“Anjing memang senang berinteraksi dengan pemilinya. Tapi kalau Anda ingin menunjukkan rasa sayang pada si Doggie, cukup tunjukkan dengan mengelus, menepuk-nepuk, atau menyapanya dengan suara lembut. Atau dengan mengajaknya jalan-jalan, atau memberinya makanan yang ia sukai. Itu akan jauh lebih dihargai oleh anjing Anda daripada memeluknya,” saran Kisko.
Nah, setelah tahu semua ini, masihkah Anda akan memeluk anjing kesayangan Anda di rumah? Aduuuh… ini sungguh-sungguh dilema buat saya! Karena, jujur saja, saya memeluk anjing saya lebih karena saya memang ingin memeluknya. Karena dengan memeluknya, ada perasaan hangat dan menyenangkan yang seolah menyebar ke seluruh tubuh saya. Kalau begini, terus gimana, dong?
[Jangan lupa, kita perlu dipeluk seperti ini]