
Omelet andalan saya dilengkapi potongan kecil-kecil bawang bombai. Jika menumis, saya juga sering memasukkan bawang bombai untuk rasa manis alami. Bawang bombai memang bumbu masakan yang universal dan bermanfaat; pas untuk masakan Barat, lezat pula untuk masakan Oriental. Namun memilih bawang bombai yang tepat ternyata bisa memengaruhi masakan Anda; yang mana saja?
1. Bawang bombai keemasan (yellow onion)
Inilah bawang bombai yang paling sering kita temui di pasar maupun supermarket, dan memang yang paling sering dipakai sebagai bumbu. Semakin lama dimasak, rasanya makin manis, tanpa meninggalkan rasa tajam khas bawang bombai.
Pas untuk: Segala masakan, terutama yang dimasak cukup lama, seperti panggang-panggangan (daging atau ayam), setup, atau sup.
2. Bawang bombai manis (sweet onion)
Bentuknya mirip yellow onion tapi lebih pipih. Rasanya lebih manis dan pas untuk digoreng, juga untuk masakan yang memerlukan rasa manis lebih tajam. Biasanya yang kita temui adalah jenis Walla Walla dan Vidalia. Jenis ini harus disimpan di kulkas.
Pas untuk: Masakan yang digoreng atau tumis, sayuran panggang, onion ring, atau masakan yang perlu bawang bombai karamel.
3. Bawang bombai putih (white onion)
Kulitnya berwarna putih. Rasanya paling tajam di antara jenis bawang bombai lainnya, namun juga paling renyah karena kadar airnya tinggi. Karena itu, white onion pas untuk topping penambah rasa renyah.
Pas untuk: Masakan Meksiko, salad pasta, atau olahan salsa.
4. Bawang bombai merah (red onion)
Kulit luarnya merah keunguan, dan lapisan dalamnya merah keunguan, mirip bawang merah (walau setelah dimasak warna itu pudar). Rasanya renyah, tidak terlalu manis, dan setelah dimakan ada rasa pahit. Red onion tidak menghasilkan bau mulut setajam bawang bombai lain, dan saat dipotong pun tidak membuat air mata mengalir.
Pas untuk: Dimakan mentah, sebagai bahan salad, isian burger atau sandwich, acar, guacomole.