
Begitu masuk ke resto ini, mata saya langsung mendeteksi stopkontak yang ada di mana-mana. Maklum, saya sering kehabisan baterai ponsel dan selalu mencari stopkontak di setiap kesempatan. Furnitur resto ini juga cukup unik. Di area dalam, meja yang digunakan lebih tinggi jika dibandingkan resto pada umumnya. Mejanya pun ditata seperti diperuntukan secara personal, persis seperti di perpustakaan. Dan di setiap meja tersedia satu stopkontak. Rupanya, Marketing Director resto ini, Monico Lim, menyatakan resto ini memang dimaksudkan menjadi meeting point para pelaku bisnis yang biasanya memerlukan stopkontak untuk gadget mereka.
Tetapi ada satu tujuan utama orang datang ke restoran, mencari makan. Begitu pula dengan maksud kehadiran saya di sini. Saya disambut oleh roast beef brisket, perpaduan daging yang dipotong tipis sehingga melingkar ketika dipanggang. Daging itu terasa manis di lidah saya. Rasanya seperti tidak ada yang istimewa namun saya menikmatinya. Sebagai hidangan utama, saya mencoba george steak. Oh ya, resto ini mengambil konsep American bistro yang populer di tahun 1950-an. Karena itu, beberapa menunya menggunakan kata george yang diambil dari Presiden AS yang pertama, George Washington.