
Wanita cantik ini mengaku penampilan sangat penting untuknya karena itu adalah bentuk penghargaan untuk diri sendiri.
Tidak berarti pakaian dan aksesori yang ia gunakan harus selalu mahal, namun harus nyaman dan sesuai dengan kepribadiannya.
“Saya tidak bisa disuruh pakai baju yang aneh-aneh. Sukanya yang simpel,” ujarnya.
Ia tak ingin orang melihat dirinya hanya sebatas pakaian atau aksesori apa yang ia pakai. Seperti pengakuannya, feminin dan elegan, mungkin kata itu yang paling cocok menggambarkan dirinya.
Benar saja, ia lebih memilih dress ketimbang setelan dengan celana untuk bekerja.
Cara bicaranya lembut, senyuman selalu terkembang di bibirnya. Walau demikian, jangan asosiasikan hal ini dengan kelemahan karena tidak demikian adanya. Ia telah merencanakan sejak dulu untuk berkarier dan ia tetap konsisten hingga kini.
Ia adalah Handayani, Director of Consumer Business Bank BRI. Memiliki gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran Gigi, ibu satu anak ini justru terjun di dunia perbankan Indonesia.
Keluarga ibunya kebanyakan berprofesi sebagai dokter. Karena itulah ibunya meminta Handayani menjadi dokter. Padahal ia mengaku tidak terlalu menyukai pelajaran biologi, mata pelajaran yang dominan di jurusan Kedokteran.
Ia lebih menyukai pelajaran fisika dan kimia karena ia bercita-cita ingin menjadi engineer ketika kecil dulu. Namun ia tetap mengikuti saran ibunya dan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Airlangga, Surabaya.
“Menurut saya, kalau mengikuti arahan orang tua, biasanya akan berakhir baik,” ujarnya.
Setelah menyelesaikan sekolahnya, Handayani pun berpraktek menjadi dokter gigi. Namun ada yang mengganjal di hatinya. Mengapa ia dibayar karena orang sakit? Ia pun mencoba mencari pekerjaan lain yang memungkinkannya bertemu dengan orang lain dalam kondisi sehat.
Di tahun 1988, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Paket kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88). Paket tersebut adalah aturan paling liberal sepanjang sejarah perbankan Indonesia yang banyak mengubah kehidupan perbankan nasional. Salah satunya membuka keran calon karyawan dari jurusan mana pun, termasuk Sarjana Kedokteran Gigi.
Handayani menyambut peraturan ini dengan melamar di sebuah bank swasta, dan ia diterima. Sejak saat itu, Handayani terus setia di dunia ini. Mulai tahun 2017, Handayani menempati ‘rumahnya’ yang baru, Bank BRI. Ia punya banyak rencana untuk mengembangkan rumah barunya ini.
Ia berpendapat kata “rakyat” justru memperkuat posisi BRI karena bank ini ada untuk melayani seluruh lapisan rakyat Indonesia.
“Pada awalnya BRI dibangun bersama nasabah mikro. Namun mereka tidak selamanya menjadi mikro. Di perbankan, kita harus mengikuti nasabah dari cradle to the grave,” ia menjelaskan.
Alasan Handayani selalu membuat rencana ada di halaman berikutnya