.jpg)
Hakikat sedekah bukan sekadar menyisihkan sebagian harta kita untuk orang-orang yang kurang beruntung. Ada unsur lain yang tak bisa dilepaskan dari makna sedekah, yaitu keikhlasan.
Saking pentingnya, menurut cendekiawan Islam, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, Allah sampai menyerukan agar bila tangan kanan memberi, sebaiknya tangan kiri tidak mengetahui.
Mengapa bersedekah sebaiknya tidak perlu digembar-gemborkan?
Alasannya, sedekah malah bisa jatuh menjadi riya (pamer). Akibatnya, sedekah berubah menjadi sarana membanggakan kehebatan dan kebaikan diri di hadapan orang lain. Padahal, hal itu justru harus dihindari.
Namun, Nasaruddin menambahkan, toh, masih lebih baik orang yang bersedekah tapi pamer, daripada orang yang tidak bersedekah sama sekali (bila mampu). Apalagi kalau sudah tidak bersedekah, kita malah marah-marah pada orang yang minta sedekah.
Sebagai manusia biasa, dorongan ingin pamer itu terkadang memang sulit kita tahan. Pada dasarnya kita senang bila dianggap sebagai orang baik dan dermawan.
Selain dorongan untuk pamer, tak jarang orang bersedekah semata hanya untuk mendapatkan pahala di dunia (misalnya agar rezekinya senantiasa dilancarkan oleh Tuhan) dan di akhirat (dijanjikan masuk surga). Alhasil, saat bersedekah, kepala kita malah sibuk menghitung-hitung pahala yang bakal kita terima.
Sebagai manusia biasa, dorongan ingin pamer itu terkadang memang sulit kita tahan.