Saya sempat menghampiri kelas yoga yang cukup unik. Contohnya saja seperti Chakra Dance yang dipandu oleh Thelma Wuisan. Di kelasnya, ia ingin agar para peserta meletakkan sejenak beban yang ada pada dirinya. “Takut dan marah kalau dipegang terus, bukan hanya menimbulkan gangguan mental tapi juga gangguan fisik. Di kelas ini kita akan melepaskan beban di jiwa untuk sementara waktu. Anggap saja seperti meletakkan gelas yang selama ini kita pegang,” kata Thelma.
Lewat Chakra Dance, peserta belajar untuk merasakan elemen chakra—kumparan energi di sepanjang tulang belakang. Menurut Thelma, jika dilakukan secara rutin, Chakra Dance akan berfungsi sebagai self-healing—penyembuhan diri yang sifatnya personal. Beberapa kelas lainnya memiliki tema yang spesifik, seperti Prenatal Yoga Bersama Gentle Birth untuk Semua yang diadakan untuk wanita hamil, dan Terapi Yumeiho untuk membetulkan tulang pinggul, tulang belakang, dan persendian yang diajari oleh Uhaka.
Bertemakan Growing Together, Komunitas Yoga Gembira menandai pertumbuhan dari komunitasnya sendiri, maupun komunitas lainnya yang ikut mensosialisasikan yoga dengan kegiatan beryoga di taman. Secara total ada 29 kelas yang dibawakan oleh pengajar yoga dari dalam dan luar negeri selama dua hari, yaitu di tanggal 16-17 April 2016. Diperkirakan, sebanyak 1200 peserta mengikuti kegiatan. Para pengunjung yang datang ke acara ini tidak hanya dapat berlatih yoga, tetapi juga berdonasi karena seluruh pendapatan dari YoGFest 2016 akan disumbangkan ke tiga yayasan sosial, yaitu Yayasan Dilts, Taman Bacaan Pelangi, dan Sanggar Akar.
[Intip juga serunya beryoga di rumah]
Foto: Aprilia Ramadhani