Kerbau primadona
Namun, saya beruntung karena hari itu bertepatan dengan hari pasaran kerbau (disebut Pasar Tedong), yang jatuh setiap enam hari sekali. Lapangan rumput luas di depan Pasar Bolu (pasar tradisional utama di Rantepao), yang pada hari-hari biasa lengang, hari itu semarak. Ratusan kerbau dan babi memenuhi lapangan, lengkap dengan pemilik mereka. Hari pasar kerbau ini juga menjadi atraksi bonus bagi wisatawan, terutama dari mancanegara yang jumlahnya lumayan banyak.
Hampir semua kerbau yang dijual besar dan gemuk. “Di sini, kerbau dipelihara dengan sangat baik, karena merupakan aset sekaligus simbol sosial orang Toraja. Makin banyak kerbau yang dimiliki, makin terhormat dia di mata masyarakat. Karena itu, di sini kerbau tidak boleh disuruh kerja di sawah dan setiap hari dimandikan, sementara orangnya belum tentu...,” ujar Gibson, tertawa. Ia menambahkan, produsen sampo jangan bangga dulu bila produknya laris di Toraja. Soalnya, di sini kerbau rutin 'dikeramasi' pakai sampo agar kulit mereka hitam mengilat!