17 Hari Keliling Eropa Bersama Sahabat [2]
Karena kami berempat memiliki selera fashion berbeda-beda, kami sepakat berbelanja terpisah, dan membuat janji temu di tempat tertentu pada waktu yang telah disepakati. Namun, setelah ditunggu lebih dari satu jam, Femmy tak kunjung muncul. Celakanya, nomor ponsel yang ia gunakan adalah nomor Eropa yang belum sempat kami catat. Yang lucu, akhirnya kami menghubungi suami Femmy di Jakarta untuk menanyakan nomor ponsel istrinya. Padahal, sang istri sedang bersama kami di Eropa. Ha..ha... “Saya bingung, malnya besar sekali dan pintu keluarnya banyak sekali. Parahnya lagi, di Paris tidak ada yang bersedia diajak bicara dalam bahasa Inggris,” Femmy beralasan sambil mesam-mesem.
Namun, kisah 'anak hilang' itu cepat terlupakan saat kami bertolak ke Domaine de la Marquise Le Thoronet, kebun anggur di Cote d' Azur, Prancis Selatan, milik sahabat Nita, Mouren L'hotte Malaihollo, yang sudah lama menetap di Prancis. Awalnya, kami mengira pohon-pohon anggur yang dibudidayakan untuk wine ini berukuran besar-besar. Ternyata, kami disambut dengan hamparan kebun anggur dengan pohon-pohon berukuran mini. Buah anggur yang akan diolah pun berukuran sangat kecil, hanya sebesar kacang tanah. Kami diberi kesempatan mencicipi red wine hasil olahan kebun ini. Rasanya, hmmm... Badan kami langsung hangat.
(Bersambung)
Seperti dituturkan kepada Monika Erika.