Bahkan suaminya sendiri kadang tak habis pikir melihat Dinny mau merepotkan diri mengurus tenun toraja. “Saya jelaskan,
bila tenun Sa’dan musnah, maka suku Toraja tidak lagi punya akar untuk dibanggakan. Untunglah sekarang dia sudah mengerti, begitu pula dengan mertua saya yang baru mengerti belakangan. Bahkan beliau kemudian membongkar semua koleksi kainnya di lemari untuk diberikan kepada saya, ha.. ha.. ha…”
bila tenun Sa’dan musnah, maka suku Toraja tidak lagi punya akar untuk dibanggakan. Untunglah sekarang dia sudah mengerti, begitu pula dengan mertua saya yang baru mengerti belakangan. Bahkan beliau kemudian membongkar semua koleksi kainnya di lemari untuk diberikan kepada saya, ha.. ha.. ha…”
Walau kadang masih suka merasa ‘terjebak’, nyatanya Dinny kini merasa sangat puas dan bahagia. “Saya merasa inilah tujuan saya lahir ke dunia walau sulit dijelaskan secara logika. Apalagi kalau melihatnya dari segi finansial yang… ‘mengerikan’! Celakanya, saya makin tidak bisa berhenti saat melihat makin banyak wanita Toraja yang menggantungkan hidupnya dari menenun. Sekarang fokus saya adalah mencari ide untuk meningkatkan penjualan dan bantuan modal bagi para penenun, agar tenun toraja tetap lestari dan sekaligus bisa menyejahterakan masyarakat,” katanya sambil tersenyum.
Ayumi Tanggo
Foto : Suryo Tanggono