Fokus pada sekolah
Menempati sebuah rumah besar berhalaman luas di bilangan Jakarta Selatan, Chez Lely Culinary School tak pernah kekurangan murid. Meski modal ilmu sudah di tangan, bukan berarti Lely tidak menemui tantangan. Lely mulai membangun sekolahnya dengan keyakinan bahwa dari dirinya akan lahir sesuatu yang baik. “Saya tak ingin fokus pada kesulitan. Fokus saya pada sekolah, business plan-nya seperti apa, dan tentu saja uang sebagai modal,” papar Lely. Tantangan pertama yang dihadapi Lely adalah mencari orang yang kompeten dan bisa dipercaya memegang uang. Selain itu, ia juga perlu orang yang bisa memberi tahu kapan ia harus mengeluarkan uang, dan kapan harus berhenti mengeluarkan uang.
Memulai membuka bisnis, apa pun itu, tentu tidak sama ketika seseorang menjadi pegawai tetap dengan penghasilan tetap setiap bulan, ditambah berbagai tunjangan. “Tidak ada gaji tetap yang saya peroleh, sehingga saya tidak bisa main-main lagi,” ungkap Lely. Ia harus ekstra hati-hati dalam menggunakan uang. “Mentor saya mengatakan bahwa saya harus berhati-hati untuk every single cent yang saya keluarkan. Karena begitu uang itu keluar, uang itu tidak akan kembali. Misalnya saya mau membeli kulkas, saya harus sudah memperhitungkan kulkas itu untuk apa, kualitasnya seperti apa. Karena begitu uang keluar, barang itu adalah modal,” kata Lely bersemangat.
Tantangan berikutnya adalah mempertahankan sekolah itu. “Begitu saya mulai, saya tidak boleh berhenti. Sekolah ini membuat saya setiap hari bangun. Ibarat membesarkan anak, saya tidak boleh berhenti,” tutur Lely yang punya pantangan bekerja setengah-setengah. Diakuinya usaha ini membuatnya bersemangat setiap hari. Bertemu murid, mencoba masakan, bertemu tim dan chef tidak membuatnya bosan. Sekolah ini pula yang memberinya nilai lebih, bahwa ia punya kontribusi terhadap masyarakat. “Setelah sekian lamanya bekerja nine to five untuk sekadar mendapatkan uang, sekarang ini saatnya saya memberikan manfaat bagi orang lain,” tutur Lely, yang mengaku sangat mudah bosan. Didorong rasa mudah bosan itu pula, Lely memilih berhenti dari pekerjaannya dan memulai bisnis ini.