Tak gentar hadapi pesaing
Mengawali sekolah dengan 4 orang murid, sekolah itu hingga kini telah meluluskan tak kurang dari 1.000 siswa, baik untuk program profesional maupun program amatir. Menghasilkan seorang Masterchef 2013 William Gozal, serta para chef lain yang telah memiliki resto, Lely tidak gentar menghadapi pesaingnya. “Pemain untuk sekolah kuliner jumlahnya tidak banyak, yang committed juga sedikit karena membangun sekolah butuh modal besar,” ujar Lely. Mengantongi sertifikat dari Le Cordon Blue tidak membuatnya berminat membuka bisnis restoran, karena menurutnya membuka resto berarti menjadi owner sekaligus operator. “Dan itu artinya bekerja 24 jam,” kata Lely. Lagi-lagi, sebagai owner sekaligus operator restoran alat ukurnya adalah rupiah, hal yang tidak diinginkan oleh Lely. Baginya kebahagiaan bukan diukur dari banyaknya uang yang bisa dia hasilkan. “Kebahagiaan buat saya adalah melihat kesuksesan orang lain yang belajar di sekolah saya,” tuturnya.
Pesaing (competitor) kerap menjadi isu penting bagi para pengusaha. Lely tak punya kiat khusus untuk menghadapi pesaingnya. Ia yang selalu bekerja seratus persen, tidak peduli apakah sekolahnya itu kompetitif atau tidak. “Saya percaya apa yang saya berikan adalah yang terbaik,” kata lulusan Fakultas Teknik Kimia dari Institut Teknik Bandung tahun 1987 ini. Yang dilakukan oleh Lely adalah terus menerus mempertahankan kualitas dan mengembangkannya. Mendengar berita dari mantan muridnya bahwa mereka sudah berhasil memasuki dunia bisnis kuliner merupakan kebahagiaan yang tak terbayar. Apresiasi para chef terhadap sekolahnya, juga menjadi bonus bagi apa yang telah dikerjakannya selama ini.