Namun menurut North American Menopause Society's Consensus Opinion on The Role of Isoflavones in Menopausal Health, kedelai bukan pengganti langsung HRT, karena kekuatan isoflavon hanya 1/100 sampai 1/1000 kali kekuatan estradiol (jenis estrogen yang paling banyak diproduksi tubuh wanita). Tapi, mengonsumsi 40-80 mg isoflavon setiap hari dapat mengurangi hot flush (rasa panas pada tubuh) pada wanita menopause, dengan minum segelas susu kedelai (43 mg isoflavon) atau makan segelas tahu atau setengah gelas kedelai kukus (50 mg isoflavon).
Belum ada bukti bahwa kedelai dapat menurunkan atau meningkatkan kesuburan. Mengonsumsi kedelai juga tidak akan mengurangi risiko kanker payudara. Namun mengonsumsi 11 g protein kedelai (dalam setengah gelas tahu atau kedelai rebus) setiap hari saat remaja bisa membantu menurunkan risiko kanker tersebut hingga 50%. Menurut penelitian Cassidy, Bingham dan Setchell tahun 1994, mengonsumsi 45 mg isoflavon setiap hari dapat memperpanjang siklus menstruasi, khususnya pada periode pematangan sel telur.
Penelitian pada wanita menopause menunjukkan, konsumsi 40 g protein kedelai setiap hari selama 6 bulan dapat mencegah osteoporosis dan meningkatkan kepadatan tulang pinggul 2,2%. Selain itu, kedelai bisa mencegah sembelit dan kanker usus besar, karena kandungan seratnya yang tinggi. Segelas kedelai rebus misalnya, mengandung 3 g serat.