Perjalanan naik feri ke ’republik’ ini makan waktu sekitar 15 menit saja. Dari atas feri sudah kelihatan pepohonan berwarna merah berbaris di tepi pantai. Selain daun maple yang banyak saya temui di Everland dan Mount Sorak, untuk pertama kalinya saya melihat gaun ginkgo yang berbentuk kipas, berwarna kuning cerah. Dan ternyata pohon ini juga yang menaungi dua sisi jalan yang kami tempuh. Dedaunan kuning masih memenuhi pohonnya, walaupun sebagian besar sudah gugur ke bumi.
Kalau biasanya daun yang rontok di musim gugur sudah kering dan gemerisik saat dipijak, tidak demikian dengan daun ginkgo. Daun-daun ini jatuh masih dalam wujud dan warna aslinya, sehingga membentuk ‘karpet kuning’ di sepanjang jalan. Mirip karpet menuju pelaminan, yang ditaburi kelopak bunga kuning. Ketika saya melintas, daun-daun itu luruh ke bumi bagaikan salju. Pemandangan yang menakjubkan!
Setiba di tujuan, tampak poster besar adegan ‘Winter Sonata’ yang menunjukkan kedua pemeran saling berpelukan mesra. Para wanita peserta tur berebut berfoto sambil menempelkan wajah di depan foto pemeran wanita, supaya terkesan dialah kekasih si keren Lee Min-hyeoung. Saya sih, hanya duduk di bangku di depan poster itu seraya berkata, “Saya jadi mertuanya sajalah…”
Kata orang yang pernah menonton drama itu, adegan ciuman pertama sepasang kekasih itu juga berlangsung di Pulau Nami, di antara di antara pepohonan Cherry, Ginkgo, Redwood, dan lain-lain. Ah, gara-gara pesiar ke Korea di musim gugur, saya mendadak jadi pemerhati daun!
Teks & foto: Belinda Gunawan