“Saya kalau lapar pasti rewel,” kata seorang teman. Betul, sekian lama berteman dengannya saya menandai, dia akan kehilangan kesabaran dan bicaranya mulai ketus saat perutnya kosong. Ia mengaku, saat meeting di kantor dia harus membawa perbekalan yang cukup untuk mengganjal perutnya hingga jam makan siang. Prinsip hidupnya, ‘perut kenyang hati riang.’ Tak hanya lapar, banyak hal bisa memicu kemarahan. Mengenali sumber kemarahan sangat penting supaya kita dapat melakukan antisipasi saat kemarahan itu mendesak ingin dilampiaskan.

Intermittent explosive disorder
Ini sejenis gangguan perilaku yang ditandai dengan kemarahan yang tidak proporsional, menyerang dengan kata-kata kasar –terhadap suatu situasi. Selain dengan kata-kata kasar, kemarahan juga dinyatakan dengan melempar barang. Lucunya, kemarahan jenis ini diawali dengan beberapa gejala, yakni energi tiba-tiba meningkat, pikiran berkecamuk simpang siur, jantung berdebar, perut terasa geli dan kaku, serta terasa ada tekanan di kepala. Setelah kemarahan ini meledak, biasanya seseorang dengan gangguan ini akan merasa kelelahan, malu dan menyesal. Cara cepat menghilangkan kemarahan ini adalah terapi psikologis dan pengobatan.
‘Hangry’= hungry + angry
Sebuah penelitian di Amerika menyimpulkan, seseorang cenderung menjadi galak terhadap pasangannya saat kadar gula darah menurun. Penelitian itu menyebut, marah karena lapar berpotensi memicu konflik suami istri. Karena itu, saat perut Anda lapar, makan! Jangan berdebat. Sudah betul yang dilakukan teman saya, membawa perbekalan yang cukup saat meeting agar stafnya tidak menjadi korban kemarahannya.
Grumpy
“Semakin tua, kita semakin kehilangan kesabaran,” kata McCormack, Psikolog dari Australia. Bukan semata soal kemarahan itu bisa merusak, tetapi ketika Anda mulai mudah marah untuk hal-hal sepele, maka selayaknya Anda bicara dengan teman, dokter atau psikolog. Banyak orang mengira, semakin tua usianya semakin pantas ia menegur orang lain untuk berperilaku lebih baik. Kalau kita sering melakukan hal itu terhadap anak muda atau anak kita sendiri, bisa dipastikan kita disebut nenek grumpy kurang kerjaan. Sebelum Anda marah atau ngomel untuk hal-hal sepele, diam, tarik napas, hitung sampai sepuluh. Bila Anda masih ingin marah, ulang lagi trik itu sampai Anda tenang. Bisa juga Anda masuk ke dalam kamar, dan lakukan meditasi.
Drama Queen
Namanya ‘drama’, pasti berlebihan. Demikian pun dalam hal mengekspresikan kemarahan. Bersumpah, membanting barang -bila perlu menangis sampai pingsan! Ini pertanda orang tipe drama queen: Tidak mampu mengontrol dorongannya, meski tidak terlalu di luar kendali. Buktinya ia memilih membanting piring, bukannya laptop. Ia juga berteriak bila di rumah, tapi tidak berteriak saat marah di kantor. Kalau itu menyangkut kemampuan mengendalikan dorongan, harusnya kita juga melihat adanya sikap impulsif lain pada orang itu, misalnya gemar berjudi, makan berlebihan (overeating), tidak menyelesaikan pekerjaan, dan sebagainya. Drama Queen selalu merasa perilakunya dibenarkan, merasa yakin bahwa membanting barang atau memukul itu perlu, dan ketangguhan akan membuatnya tampak hebat.
Pasif-agresif
Kemarahan jenis ini memang tidak tampak atau tersamar. Tapi bagaimana pun tetaplah kemarahan yang dapat merusak. Orang pasif agresif akan melampiaskan kemarahan dengan cara bergosip atau ngomong di belakang. Ketika seseorang mengatakan Anda salah, Anda diam. Tapi setelah itu Anda mencari orang lain untuk bergosip. Dari luar Anda tampak seperti orang yang tidak bersalah atau korban. Dampaknya akan langsung mengenai diri Anda.

Intermittent explosive disorder
Ini sejenis gangguan perilaku yang ditandai dengan kemarahan yang tidak proporsional, menyerang dengan kata-kata kasar –terhadap suatu situasi. Selain dengan kata-kata kasar, kemarahan juga dinyatakan dengan melempar barang. Lucunya, kemarahan jenis ini diawali dengan beberapa gejala, yakni energi tiba-tiba meningkat, pikiran berkecamuk simpang siur, jantung berdebar, perut terasa geli dan kaku, serta terasa ada tekanan di kepala. Setelah kemarahan ini meledak, biasanya seseorang dengan gangguan ini akan merasa kelelahan, malu dan menyesal. Cara cepat menghilangkan kemarahan ini adalah terapi psikologis dan pengobatan.
‘Hangry’= hungry + angry
Sebuah penelitian di Amerika menyimpulkan, seseorang cenderung menjadi galak terhadap pasangannya saat kadar gula darah menurun. Penelitian itu menyebut, marah karena lapar berpotensi memicu konflik suami istri. Karena itu, saat perut Anda lapar, makan! Jangan berdebat. Sudah betul yang dilakukan teman saya, membawa perbekalan yang cukup saat meeting agar stafnya tidak menjadi korban kemarahannya.
Grumpy
“Semakin tua, kita semakin kehilangan kesabaran,” kata McCormack, Psikolog dari Australia. Bukan semata soal kemarahan itu bisa merusak, tetapi ketika Anda mulai mudah marah untuk hal-hal sepele, maka selayaknya Anda bicara dengan teman, dokter atau psikolog. Banyak orang mengira, semakin tua usianya semakin pantas ia menegur orang lain untuk berperilaku lebih baik. Kalau kita sering melakukan hal itu terhadap anak muda atau anak kita sendiri, bisa dipastikan kita disebut nenek grumpy kurang kerjaan. Sebelum Anda marah atau ngomel untuk hal-hal sepele, diam, tarik napas, hitung sampai sepuluh. Bila Anda masih ingin marah, ulang lagi trik itu sampai Anda tenang. Bisa juga Anda masuk ke dalam kamar, dan lakukan meditasi.
Drama Queen
Namanya ‘drama’, pasti berlebihan. Demikian pun dalam hal mengekspresikan kemarahan. Bersumpah, membanting barang -bila perlu menangis sampai pingsan! Ini pertanda orang tipe drama queen: Tidak mampu mengontrol dorongannya, meski tidak terlalu di luar kendali. Buktinya ia memilih membanting piring, bukannya laptop. Ia juga berteriak bila di rumah, tapi tidak berteriak saat marah di kantor. Kalau itu menyangkut kemampuan mengendalikan dorongan, harusnya kita juga melihat adanya sikap impulsif lain pada orang itu, misalnya gemar berjudi, makan berlebihan (overeating), tidak menyelesaikan pekerjaan, dan sebagainya. Drama Queen selalu merasa perilakunya dibenarkan, merasa yakin bahwa membanting barang atau memukul itu perlu, dan ketangguhan akan membuatnya tampak hebat.
Pasif-agresif
Kemarahan jenis ini memang tidak tampak atau tersamar. Tapi bagaimana pun tetaplah kemarahan yang dapat merusak. Orang pasif agresif akan melampiaskan kemarahan dengan cara bergosip atau ngomong di belakang. Ketika seseorang mengatakan Anda salah, Anda diam. Tapi setelah itu Anda mencari orang lain untuk bergosip. Dari luar Anda tampak seperti orang yang tidak bersalah atau korban. Dampaknya akan langsung mengenai diri Anda.
5 Cara Ampuh untuk Berhenti Menunda Pekerjaan
Tahukah Anda kalau kita membuang waktu berjam-jam karena menunda pekerjaan? ... more
6 Tip Lebih Sehat Sejak Usia Muda
Mumpung umur masih muda, biasakan gaya hidup yang membuat Anda sehat! ... more
3 Akibat Jika Anak Terlalu Dimanja
Meski sayang anak, jangan terlalu memanjakan mereka, agar anak Anda tumbuh lebih mandiri. ... more