
Dari Hallgrímskirkja, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Tjörnin di Central Reykjavik. Beberapa kali kami berpapasan dengan para pemuda setempat yang juga sedang berjalan kaki—rata-rata menyumpal telinga mereka dengan headphone. Saya langsung membayangkan lagu-lagu Sigur Rós di kepala saya, sehingga saya seolah bisa merasakan nikmatnya mendengarkan musik sembari jalan kaki.
Tiba di Skothusvegur, dari jauh sudah terlihat Danau Tjörnin. Di musim dingin, danau itu membeku. Tapi pada saat kami ke sana, danau itu belum cukup beku, sebagian masih berupa air, sehingga belum bisa dijadikan arena ice skating. Beberapa orang terlihat duduk-duduk di tepi danau sedalam 16 meter ini. Ada yang memberi makan unggas-unggas yangsedang berenang di bagian danau yang tidak membeku. Kabarnya, ada sekitar 40-50 spesies unggas, termasuk Mallard, Arctic tern, angsa Greylag, sampai bebek, yang biasa mampir ke danau ini. Ah, sungguh menggemaskan memandangi tingkah polah mereka bermain air.

Mumpung berada di Tjörnin, saya menyempatkan diri mampir ke beberapa bangunan menarik di sekitar wilayah tersebut, di antaranya Reykjavík Art Museum, National Gallery of Iceland, Free Lutheran Church, dan bertandang ke patung Tómas Gudmundsson, penyair Islandia di tepi danau.

Sebelum menghabiskan waktu di shopping street, kami mampir sebentar ke kawasan pesisir. Menyusuri Lækjargata sambil sesekali melipir ke jalan-jalan kecil menikmati mural, tahu-tahu kami tiba di Harpa, satu lagi bangunan di Reykjavik yang membikin saya berdecak kagum. Dari jauh, Harpa sudah terlihat keren. Ini adalah salah satu bangunan modern—baru dibuka pada 2011—yang layak dikunjungi. Gedung konser ini dibangun dari kerangka baja yang dilapisi panel-panel kaca geometris dengan warna-warna berbeda. Ketika tertimpa sinar matahari atau lampu-lampu pada malam hari, bangunan ini tampak berkilau-kilau cantik.

Ada beberapa tempat menarik lain di dekat Harpa. Tinggal jalan sedikit ke belakang Harpa, terdapat Old Harbour yang dibangun antara tahun 1913-1917. Lalu, sekitar 5 menit jalan kaki dari Harpa, kami pun tiba di Sólfar atau The Sun Voyager.

Sebuah karya pahatan yang dibuat oleh Jón Gunnar Árnason bilangan Sæbraut ini bentuknya begitu ikonik dan sudah berdiri di tepi teluk sejak 1990. Karya pahat ini penanda perayaan 200 tahun Kota Reykjavik. Karya seni dari stainless steel dan granit berukuran 9 × 7 × 18 meter ini terinspirasi sebuah kapal. Maknanya menggambarkan harapan, penjelajahan ke tempat-tempat yang belum terjamah, dan kebebasan.