
Memikat para seniman
Montreux dicapai dengan perjalanan mobil sekitar satu jam dari Kota Jenewa, seperti yang saya lakukan bersama beberapa teman. Tapi Anda juga bisa mencapainya dengan kereta, bus, atau bus-bus wisata yang beroperasi dari Jenewa.
Sejak tahun 2006, Montreux menjadi bagian dari distrik Riviera-Pays-d’Enhaut, setelah sebelumnya termasuk dalam distrik Vevey—kedua distrik itu ada di Canton (semacam provinsi) Vaud. Kendati begitu, mungkin karena kotanya yang elok dengan pemandangan danau di satu sisi dan pucuk-pucuk Pegunungan Alpen yang bersalju di sisi lain, Montreux telah menjadi kota industri pariwisata utama di Eropa sejak abad ke-19. Terbukti dengan dibangunnya resor, kasino, dan hotel-hotel mewah untuk orang-orang kaya dari Eropa dan Amerika.
Bukan hanya orang kaya, para seniman pun banyak yang menganggap Montreux mampu menggugah inspirasi artistic mereka. Penyair terkenal Inggris, Lord Byron (1788-1824), memiliki rumah tetirah di Montreux. Begitu juga Mary Shelley (1797-1851), penulis novel Frankestein, aktor film hitam-putih Hollywood, Charlie Chaplin—ada patungnya juga di Montreux—serta Vladimir Nobokov, penulis novel kontroversial Lolita. Penulis Amerika peraih Nobel, Ernest Hemmingway, juga pernah menggambarkan keindahan Montreux lewat novel terkenalnya, A Farewell to Arms.
Belakangan, setelah diselenggarakannya Montreux Jazz Festival untuk pertama kalinya pada tahun 1967— yang terus berlangsung setiap musim panas hingga saat ini—Montreux juga menjadi kota favorit para musisi kontemporer. Beberapa di antaranya memiliki rumah tetirah di sini, seperti mendiang David Bowie, Shania Twain, dan tentu saja sang legenda, Freddie Mercury. Montreux juga sering disebut sebagai ‘home of mountain studios’. Studio-studio musik itu kerap digunakan untuk rekaman oleh para penyanyi dan grup band yang sedang naik daun (karena mahal).
Lagu Smoke on the Water (1971) yang dipopulerkan Deep Purple, grup band rock asal Inggris, seolah menjadi ‘lagu kebangsaan’ kota ini. Konon, ketika hendak rekaman album baru mereka di sebuah studio musik di Montreux, terjadi kebakaran besar yang menghanguskan Montreux Casino. Asapnya yang membumbung di atas permukaan Danau Jenewa rupanya menginspirasi terciptanya salah satu lagu rock legendaris itu.