Christmas eve yang hangat
Saya tiba di Montreux pada tengah hari, tanggal 24 Desember lalu. Kami memang bermaksud menikmati suasana malam Natal di kota ini, yang kabarnya sangat menarik dan festive. Hanya berjalan kaki beberapa menit dari tempat parkir, kami pun tiba di Place du Marche, alun-alun kota yang dibangun pada tahun 1820, yang merupakan pusat kota Montreux.
Danau Jenewa tampak mendominasi pemandangan kota ini. Meskipun Desember hampir berakhir, salju belum turun di Montreux. Namun kabut sesekali tampak melayang-layang di atas permukaan danau, sehingga menimbulkan perasaan syahdu di hati saya. Sesekali matahari musim dingin muncul menyibak kabut, meski hanya sekejap-sekejap, sehingga saya bisa memuaskan hobi memotret.
Dari kejauhan saya melihat sebuah patung perunggu menjulang, dan di sekitarnya ada keramaian kecil. Ah, itu dia rupanya patung legendaris Freddie Mercury! Beberapa wisatawan tampak sibuk berfotofoto—bahkan ada yang sambil memeluk pinggang atau menggamit lengan si patung. Beberapa karangan bunga tergeletak di bagian bawah patung. Kabarnya, setiap hari ada saja penggemar yang meletakkan bunga segar atau puisi di sana
Puluhan kios dibangun temporer selama bulan Desember, disebut Le Marche de Noel atau Pasar Natal, yang buka dari pagi hingga menjelang tengah malam. Kios-kios itu didesain dengan cantik dan lucu, sehingga mengundang pengunjung untuk datang. Yang dijual mulai dari ornamen natal, pernak-pernik rumah, benda-benda kerajinan (seperti melted glass yang dibentuk lucu-lucu), kue-kue Natal dan gula-gula, hingga pakaian handmade—yang disebut belakangan harganya mahal-mahal!
Dan karena Montreux berada di wilayah Swiss yang berbahasa Prancis, beberapa penjual bahkan menolak melayani pembeli yang menggunakan Bahasa Inggris. Mereka keukeuh berbahasa Prancis! Untunglah salah satu teman saya bisa berbahasa Prancis sehingga kami tidak dicuekin….
Kami memutuskan untuk menikmati segelas cokelat panas yang sangat lezat di sebuah kafe, ditemani churros yang dicocol ke chocolate fondue. Ketika mampir ke kios wine, saya ikut mencicipi wine panas yang hanya disajikan pada musim dingin. Saya berusaha semaksimal mungkin menyerap suasana malam Natal yang hangat dan ceria itu dengan berbaur dengan para wisatawan lain yang minum wine sambil berdiri dan tertawa-tawa, dengan latar belakang lagu-lagu Natal instrumental yang riang gembira.