Mengutip kata-kata bijak Khalil Gibran, “Anak muda jangan menyontek orang tua. Tapi orang tua, menyonteklah pada anak”, Eileen menyarankan agar Anda perlu me-refresh banyak hal. “Kalau anak-anak muda itu banyak teman dan banyak gaul, refresh jaringan Anda. Kalau mereka punya kebiasaan yang berbeda, pelajari kebiasaan baru anak-anak muda dan pahami cara berpikir mereka yang kreatif dan inovatif itu,” saran Eileen. Kreatif dan inovatif artinya mencari solusi untuk masalah yang buntu.
Kalau Anda menjadi pimpinan, anak-anak muda ini bukanlah sumber kekhawatiran Anda. Berbicaralah berdasarkan pemikiran mereka, kemudian mengolah mereka secara tepat. Kalau mereka adalah anak-anak muda yang sangat mementingkan value, buatkan tujuan-tujuan jangka pendek, atau jam kerja yang fleksibel, misalnya.
Dengan menggali kelebihan dan me-refresh hal-hal yang belum Anda miliki, akan memudahkan Anda untuk membangun rasa percaya diri berhadapan dengan angkatan kerja muda ini. Misalnya saja kemampuan Anda bernegosiasi dipadu dengan kemampuan membuat proposal yang mungkin belum dimiliki oleh angkatan kerja muda – yang memiliki karakteristik tidak terbiasa berbicara tatap muka dan lebih terbiasa dengan pesan singkat. Bisa jadi, Andalah yang akan menjadi andalan untuk menghadapi klien yang sulit. Pada posisi ini Anda tentu diharapkan mau berbagi ilmu dengan angkatan kerja muda ini.
“Masa depan adalah milik mereka,” kata Eileen. Anda, sebaiknya tidak melupakan diri Anda bahwa Anda punya ilmu yang harus diturunkan. Anda harus mau berbagi ilmu dengan mereka. Sebaliknya, memelihara perasaan terancam dan sibuk membandingkan diri bukan solusi untuk menghadapi situasi ini. Malahan, Anda akan semakin merasa tidak
bahagia dalam bekerja.
Immanuella F. Rachmani