
Pemukiman kaum Cina yang terkonsentrasi dalam satu wilayah, mengakibatkan Lasem menjadi kota yang unik. Tidak heran kalau seorang peneliti Prancis menyebutnya Petit Chinois atau Cina kecil. Berkeliling kota melalui lorong-lorong berkelok, lalu singgah di beberapa rumah kuno berhalaman luas yang dikelilingi benteng tembok tinggi menjadi tamasya asyik. Yang melatarbelakangi bentuk perumahan seperti itu merupakan antisipasi terhadap sikap politik Belanda, mengingat kebanyakan dari penduduk adalah kaum Cina pelarian dari Batavia.
Campuran gaya arsitektur Cina dengan selera setempat terlihat dari bentuk pintu gerbang dan wuwungan atap rumah yang melengkung dan di kedua ujungnya kerap diberi hiasan berbentuk naga. Rumah-rumah kuno ini pada umumnya beratap genting keramik, sementara bangunan maupun dindingnya terbuat dari kayu jati. Uniknya, bila di tanah leluhur mereka rumah-rumah ini menghadap ke selatan, di Lasem justru menghadap ke barat. Seperti di Cina, ukuran rumah cukup besar, dengan pemikiran untuk ditempati dua sampai tiga generasi.