
Na Li Ni, istri Bi Nang Un, tidak bisa dipisahkan dari sejarah batik (tulis) Lasem. Keahlian membatik diturunkannya kepada puterinya dan anak-anak perempuan setempat, sehingga berkembanglah tradisi membatik di masyarakat secara turun temurun. Mungkin kondisi awal inilah yang membedakan batik Pekalongan dan batik Lasem, walau keduanya berada di daerah pantura. Dominasi pengusaha batik di Pekalongan adalah warga keturunan Arab, sementara di Lasem keturunan Cina. Bila motif batik Pekalongan lebih cenderung pada flora (bunga-bungaan dan tetumbuhan), batik Lasem mempunyai variasi motif yang luas, antara lain motif burung hong, kupu-kupu dan naga, serta motif bunga seruni, pohon, dan kipas bambu. Motif-motif pengaruh Cina ini kemudian dikombinasikan dengan motif lokal Jawa, yang umumnya berupa motif geometris, seperti parang, lereng, kawung, udan liris dan sebagainya.
Selain motif yang unik, batik Lasem bisa ditandai dari warna merahnya yang khas, yakni warna merah darah yang tak bisa diproduksi di tempat lain karena kandungan mineral air yang berbeda. Batik ‘Tiga Negri’ adalah batik Lasem khusus dengan tiga kombinasi warna yang diproduksi di tiga tempat. Merah yang merupakan pengaruh Cina diproduksi di Lasem, biru yang pengaruh Belanda diproduksi di Pekalongan, dan sogan di Solo.
Jadi, bila Anda ingin melihat bukti nyata bhinneka tunggal ika, berkunjunglah ke Lasem di Pantura.
Widarti Gunawan