Menyeberang ke Saparua
Pukul 8 pagi saya sudah berada pelabuhan penyeberangan Tulehu, mengantre di depan loket Kapal Cepat ke Saparua. Saat membeli tiket, jangan ragu untuk bersuara keras, bersaing dengan suara teriakan para kuli dan petugas pelabuhan. Anda bisa memilih membeli tiket kelas I (AC dan ruang di atas) atau kelas ekonomi (non AC dan di bawah).
Untuk menyeberang ke kapal, saya harus melewati papan kayu. Kalau air laut sedang pasang memang tak terlalu masalah, karena posisi kapal sejajar dengan dermaga. Tapi kalau air sedang surut, posisi kapal jauh lebih rendah daripada dermaga. Papan kayu yang dipasang bisa miring sampai 30 derajat. Tapi tidak masalah juga, karena banyak yang akan membantu menarik tangan kita, menjaga agar tidak jatuh ke laut.
Perjalanan hanya ditempuh selama satu jam. Selama perjalanan jangan takut kelaparan, karena banyak pedagang yang menjual makanan, mulai kacang rebus, permen, dan martabak sebagai ‘obat’ antimabuk laut.
Sekadar info: penyeberangan Ambon-Saparua hanya 1 kali sehari. Pukul 7 pagi dari Saparua dan pukul 9 pagi dari Ambon. Hari Sabtu adalah hari paling padat penumpang, karena penduduk Saparua yang bekerja di Ambon biasa ‘pulang kampung’ begitu juga sebaliknya. Hari Minggu merupakan hari ke gereja, jadi tidak ada penyeberangan. Hari Senin juga hari padat penumpang, karena mereka harus kembali masuk kerja.