Ketika ada anggota keluarga mengalami demensia, gaya hidup anggota keluarga lainnya pun ikut berubah.
Mereka harus menyesuaikan diri dalam merawat orang dengan demensia (ODD) yang kadang tak mudah dilakukan.
Menurut Dr. dr. Martina W.S. Nasrun SpKJ (K), Psikiater Konsultan Usia Lanjut RSUPN Cipto Mangunkusumo, demensia terutama disebabkan oleh sel-sel otak yang mati atau mengecil, sehingga otak tidak dapat berfungsi normal.
Penyebab matinya sel tersebut bisa bermacam-macam. Jenis demensia vascular (kematian sel karena otak kekurangan oksigen), misalnya, bisa disebabkan oleh stroke.
Namun, untuk demensia jenis Alzheimer penyebabnya masih belum ditemukan. Sejauh ini, hanya diketahui adanya ketidakseimbangan protein yang menyebabkan sel otak berhenti bekerja.
Demensia menimbulkan beban kesehatan yang cukup tinggi bagi penderita dan keluarganya. Pasalnya, hingga saat ini penderita harus bergantung pada obat sepanjang hidupnya, karena penyakit ini belum bisa disembuhkan.
Selain itu, pengetahuan masyarakat yang masih minim pada penyakit demensia ini menyebabkan tak terdeteksinya penyakit sejak dini. Mitos seputar demensia pun beredar luas di masyarakat.
Dr. Martina mengidentifikasi 12 hal berkaitan dengan demensia yang perlu dicermati kebenarannya.
Klik halaman selanjutnya untuk 12 hal tersebut!